Dia adalah seorang gadis yang mulai beranjak dewasa, seorang gadis yang sedang belajar apa arti
hidup, seorang gadis yang bisa dikatakan
polos karena ketaktahuannya terhadap apa yang terjadi di dunia. Sebut saja
namanya Lily. Dan kini, Lily sedang belajar apa yang bukan menjadi hoby ataupun
kelebihannya, yaitu Komputer. Dia belajar Komputer, karena sudah menjadi
kewajibannya dalam hal pelajarannya di sekolah dan tentu saja ia tak ingin
diledeki teman-temannya.
Suatu hari, ia dihadapkan pada sebuah jejaring di dunia maya yang ia
sendiri pun tak tahu siapakah yang dibalik akun tersebut, apakah benar si pemilik
akun atau hanya untuk membohongi orang-orang. Ketika itu, seseorang yang tak
dikenal namanya ingin berkenalan dengannya lewat jejaring tersebut. Sungguh,
ini pertama kalinya Lily mendapat teman lewat jejaring tersebut, ia merasa
senang karena bukan hanya temannya itu ramah, tetapi ia adalah seorang lelaki
tampan. Lily tak sedikit pun berfikir kalau teman di dunia maya itu terkadang
adalah seorang pembohong.
Kurang dari sebulan, Lily sudah sangat akrab dengan lelaki itu, bahkan
ia lebih sering sibuk bercanda dan mengobrol dengan teman mayanya dibanding
dengan teman sekolah ataupun keluarganya. Semua temannya berfikir bahwa ia
sedang jatuh cinta, karena ia begitu antusias jikalau sedang bercerita tentang lelaki
tersebut.
Di dalam keakrabannya itu, lelaki itu sering bercerita tentang orang
tuanya yang kaya tetapi tak perhatian dan penyakitnya yang sudah akut, itu
membuat Lily sangat perhatian padanya. Jikalau Lily adalah seorang dokter, ia
pasti akan menyembuhkan temannya itu, pikirnya. Seiring berjalannya waktu,
mereka pun bertemu di tempat yang mereka janjikan. Namun, setelah bertemu, Lily
merasakan ada yang aneh dengan lelaki tersebut. Ia merasa bahwa wajah lelaki
tersebut tak asing baginya, karena wajahnya mirip dengan teman sewaktu SMP.
Namun, lelaki itu bersikeras bahwa ia bukan teman SMP-nya. Karena kepolosannya,
Lily pun menerimanya tanpa bantahan apa-apa. Suatu ketika, lelaki itu
menyatakan perasaanya pada Lily. Dan Lily pun mengangguk dan tersenyum. Kisah
cinta merekapun dimulai. Hari berganti hari, Lily merasakan ada yang aneh
terhadap diri kekasihnya. Karena ia merasakan sifat kekasihnya yang sensitif,
tidak jantan, dan sering memakai jaket jika bertemu. Tetapi, keanehan ini tak
dianggap olehnya. Dia tetap merasa senang.
Karena ini adalah cinta
pertamanya, maka Lily berniat mengenalkan kekasihnya pada keluarganya. Pada
awalnya, kekasihnya tak mau bertemu, ketika dirayu oleh Lily yang manja itu
maka ia pun mau bertemu dengan keluarga Lily. Setelah sampai di depan rumah,
ada seorang anak kecil berkata pada lelaki itu, “kakak ini temannya kak Lily
yah?” hal ini tentu membuat Lily tersentak kaget. Tapi, lagi-lagi tak
dihiraukannya.
Mungkin ini bukan hari keberuntungan Lily untuk mengenalkan kekasihnya,
karena saat masuk ke dalam rumah, tak ada siapapun kecuali Bundanya. Walaupun
begitu, Lily tak mau mengecewakan kekasihnya. Oleh karena itu, ia tetap
mengenalkannya pada Bundanya. Namun, wajah Bunda terlihat aneh ketika pertama
kali melihat kekasih Lily tersebut. Dan bunda membisikkan Lily “kok dia mirip
cewek ya, Ly? Sikapnya yang pemalu dan suaranya yang kecil saat bersalaman
dengan bunda? Dia juga tak tahu sopan santun, karena dia hanya menunduk dan tak
menjawab pertanyaan bunda. Sudahlah, jangan dekati dia lagi, nak. Bunda
khawatir.”
Sejak saat itu, Lily bingung harus percaya pada siapa. Bundanya kah
atau kekasihnya? Kebingungan itu akhirnya terjawab pada saat Lily tak sengaja
menelpon kekasihnya di nomor temannya. Karena entah mungkin temannya lebih
polos dari Lily atau tidak, dia berbicara apa adanya.
Lily
: “halo dek. Bisa bicara dengan Kiky?”
Cewek
: “ iya, halo. Oh, maaf kak. Kalau kakak ingin menelpon mbak Kiky, nanti saja.
soalnya dia lagi ga ada di kost. Ini dengan siapa yah”
Jelas saja Lily sangat kaget mendengar hal itu, tetapi ia tak begitu
saja mematikan telpon. Karena ia ingin penjelasan yang benar, maka ia berpura-pura
menjadi teman mbak Kiky dan ingin mengetahui siapa itu mbak Kiky. Setelah ia
mematikan percakapannya dengan cewek itu, ia pun langsung menangis tak
henti-hentinya. Karena hatinya telah hancur dan benar apa yang dikatakan oleh
bunda. Bahwa sebenarnya kekasih yang ia cintai itu adalah seorang WANITA. Dan
wanita tersebut menyukai sesama jenisnya, bukan lawan jenisnya. Perasaan
menyesal itu muncul di kepala Lily,
“kenapa aku begitu bodoh hingga tak tahu siapa dia sebenarnya. Ampuni aku, Ya
Allah..”
Sejak saat itu, Lily tak mau
dulu mengenal cinta. Karena hal itu hanya membuang-buang waktu. Kini, ia terus
dan terus belajar hingga saatnya ia sukses nanti.
***
Kesimpulannya : "bahwa setiap manusia dilahirkan berpasang-pasanganan, janganlah menyalahi kodratnya dan menyukai
sesama jenis. Karena itu sangat tak disukai oleh Allah. Gapailah cita-citamu terlebih
dahulu, karena jodoh takkan lari kemana. Dan, kita harus banyak mencari ilmu
agar kita tak dapat dibodohi oleh orang lain. "