Saat aku tau siswi sekolah dari mulai TK sampai tingkat SMA diwajibkan memakai jilbab, tentu hatiku
sebal. “kenapa sih d.wajibin pake kerudung. Bikin gerah aja deh, udah
tau Indramayu panas banget, ditambah pake kerudung. Heuh.. “. Tapi aku mau gak
mau harus pake kalau mau ke sekolah. Seusai pulang ke rumah, ku buka lagi
kerudung itu, dan saat keluar rumah pun ku tak memakainya. Padahal bundaku
setiap hari saat berangkat ke kantor ataupun keluar rumah selalu memakai
kerudung atau jilbab, tapi entah kenapa kok aku gak malu ya?? Bunda juga selalu
mengajakku kalau beliau ingin pergi membeli jilbab baru, aku pun ikut, tapi gak
sepintas pun ku ingin mencobanya. “kak, apa kamu gak mau mencoba kerudung ini. Warnanya
pink lho, cocok sama kamu”. “ga mau nda, ntar aja kapan2 ya..” ku menimpali. Bunda
hanya tersenyum. beliau memang ingin ku memakainya, tapi tidak ingin memaksa
jika ku belum siap.
Usai aku lulus SMA dan lanjutin ke perguruan tinggi di
Jakarta, aku mengenal seorang teman dari 1 kampung juga dan kebetulan dia temen
satu kostku. Anaknya baik dan dia memakai jilbab, setiap hari ku selalu
memperhatikan jika ia sedang memakainya sebelum berangkat ke kampus. Di kelas
pun, ada beberapa temanku yang memakai jilbab. Dan pada suatu malam, saat ku
membaca Al-Qur’an setelah shalat, tiba-tiba ku menangis sambil membayangkan
diriku. Hatiku ingin sekali ku mencoba memakai jilbab itu. Tapi otakku bertanya
“apakah ku siap untuk memakai jilbab sekarang???”
Keesokan harinya seusai pulang dari kampus, ku pergi ke toko
buku dan toko jilbab ditemani teman satu kostku. Ku membeli sebuah catatan
kecil tentang 1001 alasan memakai jilbab
dan membeli jilbab serta kerudung untuk di kostan. Setelah ku membaca catatan
itu, hatiku tersentak dan menangis. Dengan hati deg-degan ku segera memakai
jilbab itu saat pergi ke kampus. Saat itu kayanya semua orang memperhatikanku,
sepertinya ku tak cocok memakainya. Sahabat satu kostku terus menerus memberiku
semangat dan nasihat kalau seorang wanita wajib menutupi auratnya.
Setelah beberapa bulan kemudian, ku merasakan nyaman dengan
tertutupnya auratku ini. Berbagai hikmah dan nikmat ku rasakan. Para lelaki
kini tak berani menggoda dan menyentuhku sembarangan dan ku merasa terlindungi
oleh jilbabku ini. Sungguh, ku merasa harga diriku tetap terjaga oleh jilbab
ini. Subhanallah.. Engkau sudah membuka hatiku untuk menutup aurat ini ya
Allah.. terima kasih Alhamdulillah.. semoga ku tetap menjaga diri dan takkan
melepasnya lagi seperti sewaktu di sekolah. J J J