Senin, 05 September 2011

Teduhnya jilbabku ini




Saat aku tau siswi sekolah dari mulai TK sampai tingkat SMA diwajibkan memakai jilbab, tentu hatiku sebal. “kenapa sih d.wajibin pake kerudung. Bikin gerah aja deh, udah tau Indramayu panas banget, ditambah pake kerudung. Heuh.. “. Tapi aku mau gak mau harus pake kalau mau ke sekolah. Seusai pulang ke rumah, ku buka lagi kerudung itu, dan saat keluar rumah pun ku tak memakainya. Padahal bundaku setiap hari saat berangkat ke kantor ataupun keluar rumah selalu memakai kerudung atau jilbab, tapi entah kenapa kok aku gak malu ya?? Bunda juga selalu mengajakku kalau beliau ingin pergi membeli jilbab baru, aku pun ikut, tapi gak sepintas pun ku ingin mencobanya. “kak, apa kamu gak mau mencoba kerudung ini. Warnanya pink lho, cocok sama kamu”. “ga mau nda, ntar aja kapan2 ya..” ku menimpali. Bunda hanya tersenyum. beliau memang ingin ku memakainya, tapi tidak ingin memaksa jika ku belum siap.

Usai aku lulus SMA dan lanjutin ke perguruan tinggi di Jakarta, aku mengenal seorang teman dari 1 kampung juga dan kebetulan dia temen satu kostku. Anaknya baik dan dia memakai jilbab, setiap hari ku selalu memperhatikan jika ia sedang memakainya sebelum berangkat ke kampus. Di kelas pun, ada beberapa temanku yang memakai jilbab. Dan pada suatu malam, saat ku membaca Al-Qur’an setelah shalat, tiba-tiba ku menangis sambil membayangkan diriku. Hatiku ingin sekali ku mencoba memakai jilbab itu. Tapi otakku bertanya “apakah ku siap untuk memakai jilbab sekarang???”

Keesokan harinya seusai pulang dari kampus, ku pergi ke toko buku dan toko jilbab ditemani teman satu kostku. Ku membeli sebuah catatan kecil tentang 1001 alasan memakai jilbab dan membeli jilbab serta kerudung untuk di kostan. Setelah ku membaca catatan itu, hatiku tersentak dan menangis. Dengan hati deg-degan ku segera memakai jilbab itu saat pergi ke kampus. Saat itu kayanya semua orang memperhatikanku, sepertinya ku tak cocok memakainya. Sahabat satu kostku terus menerus memberiku semangat dan nasihat kalau seorang wanita wajib menutupi auratnya.

Setelah beberapa bulan kemudian, ku merasakan nyaman dengan tertutupnya auratku ini. Berbagai hikmah dan nikmat ku rasakan. Para lelaki kini tak berani menggoda dan menyentuhku sembarangan dan ku merasa terlindungi oleh jilbabku ini. Sungguh, ku merasa harga diriku tetap terjaga oleh jilbab ini. Subhanallah.. Engkau sudah membuka hatiku untuk menutup aurat ini ya Allah.. terima kasih Alhamdulillah.. semoga ku tetap menjaga diri dan takkan melepasnya lagi seperti sewaktu di sekolah. J J J